Stigma Pakistan

Share Postingan ini

ISLAMABAD- “Mengapa dengan Pakistan?” merupakan sebuah pertanyaan yang akan menjadi indikator dalam pembahasan kali ini, dengan berita-berita yang tersebar luas di media yang berdampak pada penyebaran stigma, kami pengurus IKPM Pakistan merasa perlu untuk memberikan fakta yang kami dapati langsung di Pakistan. Berikut stigma dan fakta terkait hal-hal yang menyangkut kehidupan sosial dan pendidikan di Pakistan ;

1. Konflik dengan negara tetangga.

Konflik India-Pakistan

Tentunya ketika kita mencari tahu tentang Negara Pakistan, banyak yang beranggapan tentang ketidakamanan hidup di Pakistan karena adanya beberapa berita konflik dengan negara tetangga India, konflik ini terjadi setelah kerajaan Inggris memberikan kemerdekaan kepada pembentukan dua wilayah, India dan Pakistan pada tahun 1947, semenjak saat itu konflik tidak bisa dihindarkan.
Namun demikian konflik ini tidak perlu membuat khawatir para pejuang ilmu yang akan belajar disini, Mayoritas Mahasiswa Indonesia tinggal di wilayah Ibukota Islamabad yang terletak cukup jauh dan tergolong aman dari wilayah konflik. Sebagai WNA, Keselamatan kita pun menjadi perhatian khusus oleh otoritas negara Pakistan dan KBRI kita yang menjadi perwakilan Indonesia di Luar Negeri. Sejauh ini, hubungan Pakistan India telah mengalami beberapa kemajuan yang cukup signifikian dengan kesepakatan kedua pihak membuka jaringan kerja sama perdagangan, kerja sama jaringan darat (bis dan kereta api) dan udara, disamping jaringan kerja sama komunikasi dan kontak kultural antara penduduk kedua negara.
Selain itu, kedua negara juga telah bersepakat untuk menanda tangani Mosi Kepercayaan untuk tidak menjadi pihak pertama yang melakukan serangan nuklir dan melakukan penyerahan daftar instalasi nuklir setiap tahun, disamping mengkoordinasikan masalah keamanan perbatasan dengan India melalui pertemuan aparat keamanan perbatasan kedua negara secara rutin (tahunan) serta yang terkini adalah menjalin kerja sama Mosi Kepercayaan melalui tukar-menukar informasi intelijen dalam membangun tatanan counter terrorism serta kerjasama protokol perkapalan yang nantinya diharapkan dapat membentuk suatu jaringan kelembagaan gabungan antara aparat intelijen Pakistan dan India.

2. Terrorisme di Pakistan

Banyaknya Aksi terror yang terjadi pasang surut dengan adanya beberapa ancaman internal dan eksternal. Namun faktanya saat ini, sistem pertahanan dan keamanan Pakistan relatif stabil dengan tegasnya kebijakan pemerintah dalam memerangi terrorisme dan ekstrimisme dengan menempuh pendekatan politik, ekonomi dan militer dalam waktu bersamaan.
Sejumlah besar organisasi jihad dan ekstrim dibubarkan serta sejumlah aktivis dan pemimpinnya ditangkap, walaupun kemudian umumnya banyak yang telah dibebaskan kembali dengan deal perjanjian untuk tidak terlibat lagi dalam masalah sektarian, ekstrimisme dan terror. Pakistan juga telah melakukan pencatatan terhadap sebagian besar madarasah yang dianggap sebagai tempat perekrutan militan berikut melakukan pembenahan kurikulum pendidikannya.
Pakistan memberlakukan UU pelarangan penggunaan pengeras suara yang tidak pada tempatnya, penyebaran tulisan atau pamplet yang memicu ekstrimisme serta menangkap sejumlah khatib yang dinlai melakukan provokasi serta menertibkan sistem mekanisme menjalankan demo dan perkumpulan politik.

3. Hak wanita yang ditindas

Banyak yang beranggapan negara ini memiliki segudang aturan-aturan khusus untuk wanita, Namun Faktanya itu hanyalah mitos yang tidak langsung bisa dipercaya. Kondisi kaum hawa dipakistan memang butuh perbaikan, namun bukan berarti mereka tidak diberi hak. Beberapa orang secara keliru mengklaim bahwa Pakistan merampas hak-hak dasar perempuan. Faktanya, Islam adalah garis utama pakistan dan sejatinya islam merupakan agama pertama yang tidak hanya membebaskan perempuan dari praktik kejahatan yang masih diikuti di banyak masyarakat dunia saat ini.
 Di Pakistan, pria dan wanita diberi hak sama.
Artinya, kaum Hawa saat ini menikmati status yang lebih baik daripada masa lalu. Wanita dilibatkan pada setiap sistem di Pakistan, baik sosial, ekonomi, politik, olahraga, maupun hiburan. Pakistan sangat menjaga martabat dan marwah seorang wanita, kebijakan-kebijakan yang dibuat disini tidak lain untuk menjaga mereka untuk tetap pada hakikatnya.

4. Pakistan Negara Miskin

Dengan tergolongnya Pakistan sebagai negara berkembang, dengan pendapatan perkapitanya yang masih dibawah indonesia dan negara tetangganya india negara ini tidak bisa dipandang sebagai negara miskin. Pakistan tidaklah seburuk apa yang diberitakan oleh media, banyak faktor yang membuat pakistan kaya dalam berbagai aspek; mulai dari keindahan alamnya , keramahan penduduk aslinya, dan sejarahnya yang sangat mengagumkan.
Keindahan alamnya sudah tidak perlu diragukan lagi, dengan banyaknya wisatawan yang berdecak kagum akan pesona pemandangan alamnya yang terbentang luas di bagian utara negara ini, ditambah lagi dengan senyuman dan sapaan masyarakat lokal yang amat ramah dan membuat betah para travellers untuk menetap lama di bumi Ali Jinah.
Kekayaan sejarahnya pun menjadi acuan akan betapa besarnya Pakistan di mata dunia, Pakistan menjadi saksi dari banyaknya sejarah di masa lampau, Beberapa kerajaan besar pernah bediri disini, salah satu yang terkenal adalah Dinasti Mughal dengan Lahore yang menjadi ibukotanya. Tak heran, banyak sekali bangunan peninggalan kerajaan Mughal dengan arsitekturnya yang khas bisa kita jumpai di sini. Salah satunya adalah masjid Badshahi yang dibangun pada abad ke-17 Masehi.

5. Rendahnya kualitas Pendidikan di Pakistan

Membahas tentang kualitas, tentu setiap pribadi mempunyai prespektif yang berbeda dalam memandang baik atau buruknya suatu hal yang akan di nilai, apalagi tentang pendidikan yang tolak ukur berhasilnya seseorang dalam proses pembelajaran ditentukan oleh individu pelajar itu sendiri. Dengan berita-berita yang tersebar di media massa saat ini Pakistan digolongkan menjadi negara yang memiliki kualitas pendidikan rendah dengan data Menurut UNESCO 2009 Global Education Digest, 6,3% dari Pakistan (8,9 % laki-laki dan 3,5% perempuan) adalah lulusan universitas pada 2007. Pakistan memiliki statistik untuk meningkatkan angka tersebut menjadi 10 % pada tahun 2015 dan selanjutnya menjadi 15 % pada tahun 2020.
Namun statistik data yang tertulis diatas tidak membuat goyah semangat mahasiswa yang sedang belajar di Pakistan, bahkan berbanding terbalik dengan apa yang kita dapat selama berkuliah di Pakistan, dengan biaya kuliah dan living cost yang tergolong murah, kualitas pendidikan yang didapat terasa amat mahal dan begitu berharga. Mayoritas Mahasiswa di pakistan dibiasakan untuk hidup dengan tiga bahasa (Urdu, Arab, dan inggris) yang membuat Pakistan menjadi pilihan bagi pelajar yang ingin meningkatkan kemampuan linguistiknya. Pakistan adalah negara yang menggunakan bahasa urdu untuk bahasa utamanya dan bahasa inggris sebagai bahasa keduanya, dan bagi mahasiswa di jurusan Islamic Studies tentu Bahasa Arab menjadi bahasa pengantarnya.

International Islamic University of Islamabad

Selain Bahasa, dalam proses belajar mahasiswa, lingkungan menjadi salah satu faktor penting dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Saat ini seluruh mahasiswa yang menjadi anggota IKPM Pakistan berkuliah di IIUI (International Islamic University of Islamabad). IIUI merupakan salah satu universitas terkemuka didunia dan juga ada di negara Malaysia (IIUM) yang mendatangkan dosen dari berbagai negara dan memiliki mahasiswa yang hadir dari seluruh penjuru dunia. Mahasiswa disini disuguhi dengan lingkungan yang kondusif dengan fasilitas yang tidak kalah dengan universitas-universitas di negara modern, yang menjadikan kita lebih fokus dan nyaman dalam belajar.

Loading

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *